Infografis LES - Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus Eritematosus Sistemik (LES) |
LES adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. LES dapat menyerang satu atau lebih sistem organ.
Pada sebagian orang hanya kulit dan sendinya saja yang terkena, akan tetapi pada sebagian Pasien, lupus lainnya menyerang organ vital seperti Jantung, paru-paru, ginjal, susunan saraf pusat atau perifer. Umumnya tidak ditemukan adanya dua orang pasien lupus terkena sistemik lupus dengan gejala yang persis sama.
Gejala Penyakit LES |
Gejala seperti apa yang sering ditemukan pada pasien LES?
Gejala Penyakit LES
Ada beberapa keluhan yang sering ditemukan dari pasien LES antara lain:
- Sering merasa cepat lelah, kelemahan berkepanjangan
- Penurunan berat badan
- Demam yang berkepanjangan
- Sensitif terhadap matahari
- Sakit kepala, kelemahan, atau kejang
- Sakit di dada bila menghirup nafas dalam
- Riwayat keguguran
- Riwayat thrombosis arteri atau vena
- Kerontokan rambut
- Luka/ulkus pada mulut
- Ruam pada wajah
- Sesak nafas
Anamnesis tersebut terutama harus ditanyakan pada pasien terutama pada pasien usia reproduksi dengan anemia, sindroma nefrotik, keguguran berulang, penurunan kesadaran, nyeri sendi dan demam kronik.
Faktor risiko Lupus Eritematosus Sistemik (LES) |
Faktor risiko Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
Penyebab terjadinya Lupus hingga kini masih belum sepenuhnya diketahui, tetapi gabungan kombinasi dari faktor diluar dan dalam tubuh yaitu hormon, lingkungan dan faktor genetik diduga berinteraksi sebagai penyebabnya.
Faktor Genetik
Gen-gen apa saja yang menjadi penyebab penyakit LES belum diketahui seluruhnya. Sekitar 7 % pasien LES memiliki keluarga dekat (orangtua atau saudara kandung) yang juga terdiagnosa LES. Untuk kembar identik, kemungkinan terkena lupus pada salah satunya hanya 30 %.
Faktor Lingkungan
antara lain: Stres, sinar ultraviolet(matahari), infeksi, dan penggunaan obat-obatan tertentu misalnya INH, Hidralazin, Prokainamid, Obat anti kejang, Kaptopril, Klorpromazin, Metildopa, Penisilamin, Quindin, dan beberapa jenis antibiotik
Faktor risiko Lupus Eritematosus Sistemik (LES) |
Faktor Hormonal
Kaum perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan dengan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit Lupus sebelum periode menstruasi atau selama masa kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon khususnya estrogen dan dan prolaktin menjadi pencetus penyakit Lupus. Akan tetapi belum diketahui pasti penyebab besarnya prevalensi lupus pada perempuan pada periode tertentu.
inilah yang menjelaskan mengapa kaum perempuan lebih sering terkena LES dibandingkan dengan laki-laki.
Diagnosis LES |
Pemeriksaan apa saja yang dibutuhkan untuk mendiagnosis LES ?
Diagnosis Lupus Ada beberapa jenis pemeriksaan yang biasanya dianjurkan jika dokter mencurigai seseorang menderita LES
- Penghitungan sel darah lengkap (complete blood count). Penderita lupus dapat mengalami anemia sehingga dapat diketahui melalui pemeriksaan sel darah lengkap. Selain terjadinya anemia, penderita lupus juga dapat mengalami kekurangan sel darah putih atau trombosit.
- Analisis urine. Urine pada penderita lupus dapat mengalami kenaikan kandungan protein dan sel darah merah. Kondisi ini menandakan bahwa lupus menyerang ke ginjal.
- Pemeriksaan ANA (antinuclear antibody). Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa keberadaan sel antibodi tertentu dalam darah dimana kebanyakan pengidap SLE memilikinya. Sekitar 98% penderita lupus memiliki hasil positif jika dilakukan tes ANA sehingga ini merupakan metode yang paling sensitif dalam memastikan diagnosis.
- Pemeriksaan imunologi. Di antaranya adalah anti-dsDNA antibody, anti-Sm antibody, antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’ test. Pemeriksaan imunologi tersebut merupakan salah satu kriteria dalam penentuan diagnosis SLE.
- Tes komplemen C3 dan C4. Komplemen adalah senyawa dalam darah yang membentuk sebagian sistem kekebalan tubuh. Level komplemen dalam darah akan menurun seiring aktifnya SLE.
Pemindaian
- Ekokardiogram. Ekokardiogram berfungsi mendeteksi aktivitas jantung dan denyut jantung menggunakan gelombang suara. Kerusakan katup dan otot jantung pada penderita lupus, dapat diketahui melalui ekokardiogram.
- Foto rontgen. Lupus dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru, ditandai dengan adanya cairan pada paru-paru. Pemeriksaan Rontgen dapat mendeteksi adanya cairan paru-paru tersebut.