Tetanus

Tetanus: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Komplikasi
Tetanus: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Komplikasi
Tetanus: Pengertian, Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan, dan Komplikasi

Pengertian

Tetanus adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan neurotoksin yang mempengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan kejang otot. Pada bayi, bentuk yang paling umum dikenal sebagai tetanus neonatorum, biasanya disebabkan oleh infeksi melalui tali pusat yang tidak steril.

Penyebab

Tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Beberapa cara masuknya bakteri ini antara lain:
  1. Luka terbuka: Luka gores, luka bakar, luka akibat pecahan kaca atau paku, dan luka tembak.
  2. Tali pusat bayi: Terutama jika dipotong dengan alat yang tidak steril atau dirawat dengan metode yang tidak higienis.
  3. Injeksi narkoba: Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi.

Gejala

Gejala awal tetanus biasanya muncul sekitar 7 hingga 10 hari setelah infeksi, tetapi bisa juga muncul dari 3 hari hingga 3 minggu. Beberapa gejala yang umum ditemukan antara lain:
  1. Kejang otot: Dimulai dari area wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain.
  2. Kesulitan menelan dan merasa seperti tenggorokan tercekik.
  3. Rigiditas atau kekakuan pada otot leher, lengan, kaki, dan punggung.
  4. Detak jantung cepat dan tekanan darah tinggi.

Diagnosis

Diagnosis tetanus biasanya didasarkan pada gejala klinis tanpa perlu pengujian laboratorium. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Jika ada luka yang dicurigai sebagai pintu masuk bakteri, luka tersebut juga akan diperiksa.

Pengobatan

Pengobatan tetanus melibatkan beberapa langkah, termasuk:
  1. Mengendalikan infeksi: Dengan membersihkan luka dan pemberian antibiotik.
  2. Netralisasi toksin: Dengan pemberian antitoksin tetanus.
  3. Mengendalikan gejala: Dengan obat penenang dan obat untuk mengontrol kejang otot.
  4. Perawatan suportif: Termasuk terapi nutrisi dan fisioterapi.

Pencegahan

Pencegahan tetanus dapat dilakukan dengan cara:
  1. Vaksinasi: Imunisasi DTP (Difteri, Tetanus, dan Pertusis) diberikan pada bayi dan balita. Vaksinasi ulangan juga diperlukan pada usia lanjut.
  2. Perawatan luka yang baik: Membersihkan luka dengan baik dan segera mencari bantuan medis jika terjadi luka yang dalam atau kotor.
  3. Perawatan tali pusat yang steril: Penting untuk mencegah tetanus neonatorum.

Komplikasi

Komplikasi tetanus dapat meliputi:
  1. Pneumonia: Infeksi paru-paru yang dapat terjadi akibat kesulitan menelan dan batuk.
  2. Fraktur tulang: Dapat terjadi akibat kejang otot yang parah.
  3. Insufisiensi pernapasan: Kegagalan fungsi pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian.

Referensi

World Health Organization. "Tetanus." WHO.
Centers for Disease Control and Prevention. "Tetanus." CDC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. "Tetanus." Kemenkes RI.
Pengenalan dini, pencegahan, dan penanganan yang tepat adalah kunci utama dalam melawan tetanus. Kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi dan perawatan luka yang baik sangatlah penting dalam memutus rantai penyebaran penyakit ini, khususnya di kalangan bayi dan balita.

Sumber: Kemkes.go.id dan berbagai sumber
Diperkenankan/diperbolehkan untuk mencopypastekan artikel ini dengan mencantumkan sumbernya/link blog ini, terima kasih.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
kembali ke atas